Jumat, 06 Mei 2011

Analisis pengunaan telpon Seluler sebagai media Sosial

Komunikasi adalah hal yang terpenting dalam era teknologi, peran penting yang membantu manusia dan hisupnya untuk menjalani rutinitas individu dengan segala kepadatan mobilitasnya. dahulu manusia sudah mengenal media komunikasi dalam bentuk konvensional dan manual seperti pengunaan asap, kurir, dan merpati sebagai media informasi dari kerajaan ke rakyat ataupun sebaliknya..posisi telepon seluler pada kebutuhan komunikasi moderen sangat tergantung pada teknologi yang dipakai

sedikit meriview apakah telepon seluler

Ponsel merupakan gabungan dari Teknologi Radio yang dikawinkan dengan Teknologi Komunikasi Telepon. Telepon pertama kali ditemukan dan diciptakan oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1876. sedangkan komunikasi tanpa kabel (wireless) ditemukan oleh Nikolai Tesla pada tahun 1880 dan diperkenalkan oleh Guglielmo Marconi.


Akar dari perkembangan digital wireless dan seluler dimulai sejak 1940 saat teknologi telepon mobil secara komersial diperkenalkan. Apabila dibandingkan dengan perkembangan sekarang yang begitu pesat, sebenarnya teknologi ini mengalami hambatan dalam perkembangan kurang lebih selama 60 tahun. Hal ini di karenakan perkembangan teknologi yang murah seperti transistor atau semi konduktor belum dikembangkan dengan baik. Setelah di temukannya transistor maka dimungkinkan perkembangan teknologi menjadi lebih pesat.
1.3 Perkembangan Teknologi Seluler

Dengan perkembangan teknologi wireless yang sedang berkembang pesat saat ini yaitu teknologi telepon tanpa kabel (wireless) diantaranya AMPS (Advance Mobile Phone System), GSM (Global System for Mobile system) dan CDMA (Code Division Multiple Access).

1.3.1 AMPS (Advance Mobile Phone System)

AMPS merupakan generasi pertama pada teknologi selular. System ini di alokasikan pada Band 800 Mhz. jaringan ini mengguakan sirkuit terintergrasi yang sangat besar yang terdiri dari Computer Dedicated dan System Switch.

AMPS menggunakan range frekuensi antara 824 Mhz – 894 Mhz yang diperuntukan pada ponsel analog. AMPS hanya di operasikan pada band 800 Mhz dan tidak menawarkan fitur lain yang umum digunakan pada layanan seluler seperti e-mail dan browsing di web. Kualitas suara yang kurang bagus serta beberapa permasalahan teknis menjadi kendala dari system AMPS ini sehingga system ini tidak berkembang dan bahkan ditinggalkan setelah teknologi digital berkembang.

1.3.2 GSM (Global System for Mobile telekomunication)

GSM merupakan generasi kedua setelah AMPS, GSM pertama kali dikeluarkan pada tahun 1991 dan mulai berkembang pada tahun 1993 dengan diadopsi oleh beberapa negara seperti Afrika Selatan, Australia, Timur Tengah, dan Amerika Utara. Perkembangan pesat dari GSM disebabkan karena penggunaan system yang digital sehingga memungkinkan pengembang untuk mengekploitasi penggunaan algoritma dan digital serta memungkinkannya penggunaan Very Large Scale Intergration (VLSI). Untuk mengurangi dan memperkecil biaya Handled terminalnya, pada saat ini GSM telah menggunakan fitur Intelegent Network (jaringan kecerdasan).

GSM adalah system telekomunikasi bergerak dengan menggunakan system selular digital. GSM pertama kali dibuat memang dipersiapkan untuk menjadi system telekomunikasi bergerak yang memiliki cakupan internasional berdasarkan pada teknologi Multyplexing Time Division Multiple access (TDMA). GSM mempunyai frekuensi 900 Mhz selain itu GSM juga menggunakan frekuensi 1800 Mhz dengan nama Personal Communication Network. GSM juga menyediakan layanan untuk mengirimkan data dengan kecepatan tinggi yang menggunakan teknologi High Speed Circuit Switch Data (HSCSD) yang mampu mengirimkan data sampai 64 Kbps hingga 100 Kbps. Di Indonesia jaringan GSM di tempati oleh PT. Telkomsel, Exelkomindo, Satelindo, Indosat.

1.3.3 CDMA (Code Devision Multiple Access)

CDMA merupakan generasi ketiga (3G). teknologi telpon tanpa kabel sangat dirasakan perkembangannya, dengan munculnya berbagai macam jenis telepon selular. Sekarang ini yang sedang berkembang adalah telepon tanpa kabel yang menggunakan Code Devision Multiple Access yang menggunakan teknik penyebaran spectrum. Berbeda dengan metode Global System for Mobile Communication (GSM) yang menggunakan Time Division Multiplexing (TDM), CDMA tidak memberikan penanda pada frekuensi khusus pada setiap user. Setiap channel menggunakan spectrum yang tersedia secara penuh. Percakapan individual akan di encode atau di sandikan dengan pengaturan digital secara pseudo random. CDMA merupakan perkembangan AMPS yang pertama kali di gunakan oleh militer Amerika Serikat sebagai komunikasi Intelejen pada waktu perang. Perkembangan CDMA tidak secepat perkembangan GSM yang banyak diadopsi oleh sebagian besar operator di berbagai macam Negara. Di Indonesia untuk jaringan CDMA ditempati oleh PT. Mobile-8, Telecom, Telkomflexy dan Esia.

analisa sosial

manusia merupakan makhluk sosial yang dalam 24jam rutinitasnya selalu dipakai untuk berkomunikasi untuk menyelaraskan hubungan sosial untuk pribadinya dan lingkunangannya menurut konsep komunikasi S-R stimulus-responsif media telepon seluler sudah bisa masuk dalam ranah komunikasi namun feedback yang ditimbulkan bukan bentuk fisik seperti raut muka komunikasn atau reflek tubuh namun hanya berbasis audio proses pendewasaan telepon seluler sebagai media personal sudah bisa diruntuhkan oleh beberapa provider-provider di Indonesia hampir 75% semua provider semua memanfaatkan media telepon seluler bukan lagi pemanfaatannya untuk komunikasi privasi namun sebgai media Promosi dan juga kadang di Indonesia ketika hari-hari besar Idul Adha banyak provider membuat program berbagi pulsa untuk kaum Dhuafa( orang miskin) atau dengan kata lain sebagai alat Dzakat bagi kaum muslimin untuk memenuhi kewajibannya sebagai kaum muslim.

telepon seluler juga menjadi media komunikasi yang paling efektif untuk segala peluang kejahatan misalnya kejahatan terror lewat tellepon seluler dan membuat petugas berwenang di Republik ini selalu siaga belakangan ini. Provider yang mendukung teknologi telepon seluler telah menformulasikan cara agar pelaku terror bisa teringkus dengan mendata setiap nomor KTP dan SIM untuk meminimalisir kejahatan lewat jalur telepon seluler.

kemunculan 3G
pada awal 2003
[14], dan menjadi operator seluler Indonesia ketiga yang meluncurkan layanan tersebut.

Melalui Keputusan Dirjen Postel No. 253/Dirjen/2003 tanggal 8 Oktober 2003, pemerintah akhirnya memberikan lisensi kepada PT. Cyber Access Communication sebagai operator seluler 3G pertama di Indonesia melalui proses tender[15], menyisihkan 11 peserta lainnya. CAC memperoleh lisensi pada jaringan UMTS (Universal Mobile Telecommunications System) atau juga disebut dengan W-CDMA (Wideband-Code Division Multiple Access) pada frekuensi 1.900 MHz sebesar 15 MHz.

Pada November 2003, Indosat mengakuisisi Satelindo, IM3, dan Bimagraha. Pada akhirnya, ketiganya dilebur ke dalam PT. Indosat Tbk.[16] Maka sejak saat itu, ketiganya hanya menjadi anak perusahaan Indosat.

Di bulan yang sama, PT. Bakrie Telecom meluncurkan produk esia sebagai operator CDMA kedua berbasis FWA, yang kemudian diikuti dengan kehadiran Fren sebagai merek dagang PT. Mobile-8 Telecom pada Desember 2003, namun dengan lisensi CDMA berjelajah nasional, seperti umumnya operator seluler berbasis GSM. PT. Indosat menyusul kemudian dengan StarOne pada Mei 2004, juga dengan lisensi CDMA FWA.

Pada Februari 2004, Tekomsel meluncurkan layanan EDGE (Enhanced Data Rates for GSM Evolution), dan menjadikannya sebagai operator EDGE pertama di Indonesia[17]. EDGE sanggup melakukan transmisi data dengan kecepatan sekitar 126 kbps (kilobit per detik) dan menjadi teknologi dengan transmisi data paling cepat yang beroperasi di Indonesia saat itu. Bahkan menurut GSM World Association, EDGE dapat menembus kecepatan hingga 473,8 kilobit/detik[18].

Sejak April 2004, para operator seluler di Indonesia akhirnya sepakat melayani layanan MMS antar-operator[19]. Pada akhir 2004, jumlah pelanggan seluler sudah menembus kurang lebih 30 juta[20]. Melihat perkembangan yang begitu pesat, diprediksi pada tahun 2005 jumlah pelanggan seluler di Indonesia akan mencapai 40 juta[21].

Pada Mei 2004, PT. Mandara Seluler Indonesia meluncurkan produk seluler Neon di Lampung pada jaringan CDMA 450 MHz. Namun Neon tak bisa berkembang akibat kalah bersaing dengan operator telekomunikasi lainnya, sampai akhirnya diambil alih oleh Sampoerna Telecom pada 2005, dan menjadi cikal bakal Ceria.[22]

Pada tanggal 17 September 2004, PT. Natrindo Telepon Seluler (Lippo Telecom) memperoleh lisensi layanan 3G kedua di Indonesia. Perusahaan ini memperoleh alokasi frekwensi sebesar 10 MHz.

Layanan 3G merupakan layanan komunikasi bergerak yang peningkatan bandwith dapat mencapai 2 Mbps dalam keadaan tetap/diam, sedangkan jika dalam berjalan maka bandwithnya hanya mencapai 384 Kbps. Apabila komunikasi data dalam kendaraan yang sedang bergerak maka bandwithnya hanya mencapai 128 Kbps. Dengan kecepatan layanan data yang tinggi tersebut, memungkinkan pengguna dapat ber”internet” hanya dengan sebuah ponsel, dapat menikmati channel televisi pilihan, dapat berkonferensi, dan dapat melakukan kegiatan komunikasi lain secara cepat dan mudah.

Meskipun begitu, belum banyak pengguna yang memanfaatkan teknologi telepon generasi ketiga (3G) ini. Ada beberapa pertimbangan yang masih menjadi kendala mengapa teknologi 3G belum banyak peminatnya, salah satunya adalah infrastruktur dan tarif yang sangat mahal jika ingin menikmati teknologi 3G.

Hingga saat ini, sebagian masyarakat masih memanfaatkan teknologi telepon selular generasi kedua. Dari data yang diperoleh, sekitar 99 persen pengguna hanya memanfaatkan layanan suara dan SMS saja. Jika dilihat dari kontribusinya terhadap pendapatan para operator seluler, terlihat bahwa voice masih memberikan kontribusi terbesar terhadap pendapatan mereka, yaitu 70-85 persen. Sementara SMS antara 10-25 persen, sedangkan data serta content masih berada di bawah angka 5 persen.

Bagi operator selular, kehadiran teknologi 3G setidaknya memerlukan beberapa aspek penting yaitu:
Pertama, Ketersediaan Layanan: merupakan jalur evolusi layanan melalui ketersediaan spektrum yang tepat, pasokan infrastruktur dari sejumlah vendor, serta pilihan luas dari terminal ponsel.
Kedua, Efisiensi Biaya. Pilihan teknologi layanan harus memberi tingkat pemanfaatan ulang yang tinggi dari investasi yang yang telah ditanam, dan teknologi ini murah secara skala ekonomi. Investasi harus bisa dilakukan bertahap untuk menghindari investasi tinggi di awal.
Ketiga, Daya Tarik Layanan. Hal ini terkait erat dengan potensi pendapatan. Solusi teknologi harus mampu menyediakan pilihan layanan yang menarik bagi pengguna melalui kekayaan portofolio fitur dan ketersediaan pada tingkat harga yang bisa diterima oleh masyarakat Indonesia pada umumnya.
Jika masyarakat Indonesia sudah banyak yang menggunakan teknologi 3G, maka komunikasi dapat dilakukan secara cepat dan mudah. Seorang pelanggan yang memanfaatkan teknologi 3G dapat melihat situasi ruang kelas anaknya yang dipasang kamera video.

Seorang pegawai dalam perjalanan menuju ke kantor tetap dapat menonton acara televisi favoritnya di tengah-tengah kemacetan. Seorang ibu yang sedang bekerja tetap dapat memantau anaknya yang ditinggalkan di rumah bersama pengasuhnya.
Melihat manfaat positif dari kemajuan teknologi 3G tersebut, seharusnya dapat berkembang lebih cepat. Namun pada kenyataanya, masyarakat Indonesia belum siap menggunakan teknologi 3G.
Perlu diketahui bahwa sebagian pelanggan selular di Indonesia masih di bawah Rp. 100.000 untuk pengeluarannya. Jika ingin memanfaatkan teknologi 3G, harus mengeluarkan sedikitnya dua kali lipat dari pengeluaran rutin. Artinya, pelanggan selular harus mempersiapkan dana sekitar Rp. 300.000 jika ingin memanfaatkan beberapa fitur yang ditawarkan oleh teknologi 3G. Sangat berat untuk ukuran masyarakat Indonesia yang notabene masih belum mapan dari segi finansial.

Bagi pelanggan selular yang telah memanfaatkan teknologi 3G, akan mendapatkan beberapa fitur canggih yang diusung dalam teknologi generasi ketiga, yaitu:

  • Konferensi melalui video : dengan menggunakan handphone (HP) yang mendukung 3G pelanggan dapat melakukan video conference dengan beberapa pelanggan lainnya.
  • Channel televisi : acara televisi favorit dapat dinikmati hanya melalui layar telepon selular yang mendukung teknologi 3G. Anda dapat menikmati tayangan-tayangan televisi favorit dari berbagai saluran, baik live streaming maupun video on demand. Layanan chanel televisi yang dapat diakses tergantung pada operator masing-masing.
  • Informasi film terbaru : sebagai pelanggan pada operator tertentu akan mendapatkan info terbaru seputar film dari berbagai genre. Dapat menyaksikan film trailer, review dan interview tentang film-film terbaru. Kategori yang dapat dipilih adalah: New Releases, Action, Animation, Classic, Drama, Romance, dan lain-lainnya.
  • Mendengarkan musik : Klip musik, full track song, dan ringtone dapat Anda download dan streaming sesuai yang ditawarkan layanan operator selular. Kategori musik yang dapat dinikmati adalah: Top songs, Alternative, Classic, Dance, Folk, Hip hop, Jazz, Pop, RnB, Rock, World
  • Berita: sebagai pelanggan pada operator tertentu akan mendapatkan informasi berita terbaru seputar pasar saham, bisnis, infotainment, dan berita lainnya.
  • Olah raga : informasi seputar olah raga dapat Anda dapatkan jika berlangganan pada operator tertentu. Berita olah raga yang dapat diikuti adalah: Asian Tour, Football, Badminton, Basketball, Biking, Xtreme Sport, Golf, Racing, Swimming, dan Tennis tergantung pada operator masing-masing.
  • Games online : melalui telepon selular yang mendukung teknologi 3G, Anda dapat mendownload games terbaru dan berbagai games seru yang dapat dimainkan secara online/multiplayer. Kategori games yang dapat dipilih adalah: Multiplayer, Adventure, Arcade, Board Games, Cartoon, Puzzle, Racing, RPG, dan Sports.

Kemajuan teknologi komunikasi jika tidak diimbangi dengan penyediaan infrastruktur yang memadai tentunya akan menghambat keberhasilan. Seperti halnya teknologi 3G untuk telepon selular. Ada beberapa faktor yang sangat berperan dalam menentukan berasil tidaknya teknologi 3G di masyarakat Indonesia.
Memang, melihat kondisi masyarakat Indonesia yang masih belum siap “segalanya” tidak memungkinkan diterapkan teknologi 3G dalam waktu dekat. Singapura contohnya, masih sempat menunda implementasi 3G karena membutuhkan investasi yang sangat besar walaupun dari segi kemampuan penyediaan infrastruktur Singapura lebih unggul dibandingkan dengan Indonesia. Masyarakat Indonesia belum saatnya menerapkan teknologi telepon selular 3G.

Meskipun masih sangat sedikit masyarakat Indonesia yang memanfaatkan teknologi 3G, namun mereka sangat menikmati perkembangan teknologi tersebut. Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat Indonesia hanya mengikuti trend saja agar tidak dibilang ketinggalan zaman. Para pelanggan yang memanfaatkan teknologi 3G hanya golongan tertentu saja, minimal dari golongan kelas menengah ke atas.

Bagi pelanggan yang sudah memanfaatkan teknologi 3G dapat melakukan berbagai aktifvitas secara mudah.

  • HP berfungsi sebagai modem: seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa teknologi 3G menggunakan bandwith yang sangat besar (128 Kbps – 2 Mbps) memungkinkan pengguna dapat melakukan komunikasi data seperti halnya berinternet. Oleh karena itu, beberapa pelanggan dapat menjadikan telepon selularnya sebagai modem untuk disambungkan ke jaringan internet. Ada beberapa operator selular yang telah menyediakan fasilitas tersebut baik dengan sistem pra bayar maupun pasca bayar. Besarnya kapasitas bandwith yang disediakan tergantung pula pada operator yang menanganinya.


  • Konferensi dengan video: bagi para pebisnis yang memiliki keterbatasan waktu dapat melakukan kerjasama dengan mitra bisnisnya melalui telepon selular dalam konferensi secara online tanpa harus bertatap muka langsung, di manapun mereka berada.

  • Bermain games secara online: beberapa pelanggan yang tergolong sebagai gamer sejati dapat mendownload games favoritnya ataupun dapat bermain game secara online/multiplayer. Jenis permainannya pun bervariasi, umumnya berbasis tiga dimensi agar tampilannya lebih menarik dan realistis. Jadi Anda tidak perlu membeli kepingan PlaySation untuk bermain games, cukup melalui handphone yang mendukung 3G maka semua game menarik dapat Anda rasakan. Biaya untuk mendownload games maupun bermain secara online tergantung pada tarif operator masing-masing.


  • Menonton televisi : beberapa operator telah menjanjikan fasilitas untuk para pelanggannya di antaranya ketersediaan beberapa stasiun televisi secara live maupun streaming sehingga para pelanggannya akan dapat menonton acara televisi favoritnya hanya melalui telepon selular yang mendukung teknologi 3G. Pelanggan tinggal memilih stasiun televisi yang sudah ditentukan setelah mendaftarkan diri sebagai pelanggan para salah satu operator selular.


  • Berlangganan Berita: informasi seputar ekonomi dan bisnis, jalan raya, pendidikan, olah raga, dan informasi lainnya bisa didapatkan secara cepat dan akurat . Informasi yang didapatkan berupa SMS singkat dari salah satu operator, tarifnya pun tergantung operatornya masing-masing.


Sumber :
http://www.indoforum.org/t22178/